Jangan jadikan kehamilan sebagai penghalang kita bebas berakitivitas, termasuk mengemudi mobil sendiri. Berikut panduan singkat agar ibu hamil tetap aman berkendara.
1. Pantau usia kehamilan.
Berkendara pada masa awal kehamilan dan saat menjelang persalinan merupakan waktu yang tidak baik bagi ibu dan calon bayi. Pada trimester terakhir kehamilan, biasanya para calon ibu sering mengalami kesulitan bila duduk dalam waktu yang lama. Oleh sebab itu, menurut American College of Obstetricians and Gynecologist waktu yang aman bagi ibu hamil untuk berkendara adalah pada trimester kedua (14-28 minggu). Mengapa? Karena pada fase itu para calon ibu telah melewati masa sulit (morning sickness).
2. Pemilihan mobil yang tepat.
Untuk perempuan hamil dengan mobilitas yang tinggi, menggunakan mobil yang agak rendah seperti minivan atau crossover adalah pilihan terbaik. Karena mobil tipe ini dapat membantu meringankan ketegangan punggung akibat menyetir terlalu lama. Mobil dengan suspensi yang lembut (contoh: mobil sedan) juga dibutuhkan untuk meredam getaran akibat jalan yang tidak rata. Kemudian untuk mencegah kita cepat merasa lelah, Indonesia Defensive Driving Center (IDDC) menyarankan agar para ibu hamil lebih baik memilih kendaraan bertrasmisi automatik.
3. Cara mengemudi.
Untuk menghindari rasa letih, usahakan kita tidak menyetir lebih dari 6 jam dalam sehari. Karena kondisi yang terlalu lelah bisa memicu kontraksi dini sehingga menyebabkan ketuban pecah dan kelahiran prematur, ujar Dr.Caroline Tirtajasa, Sp.OG, dari Omni Hospital, Pulomas, Jakarta. Jadi, jika kita diharuskan berkendara jauh, pastikan ada seseorang yang mendampingi. Selain itu, lakukanlah peregangan setiap 90 menit dan sebisa mungkin hindarilah jalan berlubang, tikungan tajam, polisi tidur, serta rem mendadak.
4. Sabuk pengaman.
Pastikan sabuk pengaman terpasang melintang di bawah perut atau di sekitar tulang panggung dengan memasangkan sabuk pengaman menyilang di tengah payudara dan tidak mengikat perut pada bagian tengah, saran The National Highway Traffic Safety Administration. Atur agar sabuk ada pada posisi senyaman mungkin. Lalu, jaga jarak anatar perut dan setir agar tidak terlalu dekat.(Christina/Astrid Anastasia)dikutip dari Prevention Indonesia
No comments:
Post a Comment